Bore pile merupakan jenis pondasi dalam yang umum digunakan pada bangunan vertikal dengan lapisan lantai yang jumlahnya cukup banyak. Pondasi bore pile banyak digunakan pada konstruksi bangunan yang berlokasi di kawasan padat penduduk karena dianggap efektif dan tidak menyebabkan pergerakan tanah yang besar. Selain itu, pondasi bore pile juga dapat digunakan sebagai alternatif jika lokasi konstruksi tidak memungkinkan untuk dibangun pondasi tiang pancang.
Fungsi pondasi bored pile adalah sebagai dasar tapak satu gedung. Namun, karakteristiknya memungkinkan pilar pondasi ini untuk menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan jenis lainnya. Terlebih jika proyek bangunan berdiri di atas tanah lempung atau berair, bored pile adalah pilar pondasi yang cocok untuk menahan agar tiang tidak bergeser ke samping. Bukan hanya itu, rangkanya juga akan meminimalisir kemunculan gelombang pada tanah saat pembangunan mulai dilakukan.
Penggunaan teknologi dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode pemasangan pondasi bored pile yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, sehingga target percepatan waktu, efesiensi biaya dan peningakatan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Berikut tahapan pekerjaan yang harus dilakukan dalam proses konstruksi pondasi bored pile :
- Persiapan Lokasi (Site Preparation), yaitu mengukur area koordinat-koordinat tiang bor yang direncanakan mengacu pada BM (Bench Mark) yang ada di lokasi pekerjaan. Kemudian melaksanakan stripping, cut and fill pada lokasi pembuatan tiang bor agar kinerja peralatan yang digunakan efisien dan stabil. Jika diperlukan, mempersiapkan akses yang akan dilalui truk-truk mixer dari batching plant ke lokasi pembuatan tiang bor.
- Memasang Stand Pipe. Stand pipe dipasang dengan ketentuan bahwa pusat dari stand pipe harus berada pada titik as bangunan pondasi yang telah disurvei terlebih dahulu. Pemasangan stand pipe dilakukan dengan bantuan alat berat seperti excavator.
- Pembuatan Drainase dan Kolam Air. Kolam air berfungsi untuk penampungan air bersih yang akan digunakan untuk pekerjaan pengeboran sekaligus untuk tempat penampungan air bercampur lumpur hasil dari pengeboran. Ukuran kolam air berkisar 3m x 3m x 2,5m dan drainase penghubung dari kolam ke stand pipe berukuran 1,2m dan kedalaman 0,7 m (tergantung kondisi lapangan). Jarak kolam air tidak boleh terlalu dekat dengan lubang pengeboran, sehingga lumpur dalam air hasil pengeboran mengendap dulu sebelum airnya mengalir kembali ke lubang pengeboran.
- Setting Mesin Bor. Dalam proses setting mesin bor diperlukan tenaga ahli yang mengerti dan benar-benar memahami cara kerja mesin bor itu sendiri.
- Proses Pengeboran (Drilling Work). Proses pengeboran ini merupakan langkah awal dalam rentetan proses konstruksi sebuah bangunan bertingkat yang sangat berperan besar dalam menentukan kekuatan dan kekokohan bangunan tersebut. Setelah proses pengeboran telah selesai, maka sisanya adalah pelaksanaan 3 langkah terakhir, yaitu:
- Instalasi Tulangan dan Pipa Tremie (Steel Cage and Tremie Pipe Installation).
- Pengecoran Material Beton (Concreting).
- Penutupan Kembali (Back Filling).